Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Manusia dan Keindahan
2.2 Hubungan Manusia dan Keindahan
2.3 Cara- cara menentukan Keindahan
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran
Daftar Pustaka
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
ESA yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia
Dan Keadilan”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian “Manusia Dan Keadilan“.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Tuhan senantiasa melancarkan segala usaha kita. Amin.
Bekasi,
16 Januari
2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap manusia dilahirkan dan
dibekali dengan banyak keindahan
yang tidak ternilai. Keindahan yang baik dari dalam,
dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata
indah, yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Manusia dan Keindahan saling
berkaitan satu sama lain, Maka jika manusia hidup tanpa keindahan pada
hakikatnya dia bukanlah manusia. Keindahan dapat membuat kita gembira,
bersyukur dan lain-lain. Orang-orang yang hidup tanpa keindahan pada realita
maka dia akan cenderung akan kurang bersemangat. Oleh karena itu, dalam makalah
ini kita akan membahas lebih dalam mengenai manusia dan keindahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Manusia Dan Keindahan
Manusia merupakan makhluk sempurna
yang diciptakan Tuhan dengan segala keindahan di setiap individu masing-
masing. Manusia pun selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri.
Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk
menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan
berbagai penyelidikan mengenai kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia
secara keseluruhan. Keindahan selalu menjadi pioritas utama untuk bisa
merasakan kebahagiaan dari individu satu dengan individu yang lain, karena
kebahagiaan berawal dari keindahan yang diciptakan manusia itu sendiri dan akan
dapat dinikmati setelah keindahan itu sudah berbentuk karya atau seni.
Sedangkan, Kata Keindahan itu
merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud
atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk. Bentuk yang mempunyai sifat indah adalah
segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam
(pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan kebenaran atau kenyataan. Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah
pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal
keindahan. dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi
pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam,
keindahan moral dan keindahan intelektual.
2.2
Hubungan Manusia Dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tidak
bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan)
yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan
mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Manusia menikmati keindahan berarti
manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu
ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang.
Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu
sendiri. Misalkan, seorang pelukis melukis seorang wanita lebih cantik dari
keadaan yang sebenarnya, justru tidaklah indah. Bila ada pemain drama yang
berlebih- lebihan,misalnya marah dengan meluap- luap padahal masalahnya kecil,
atau karena kehilangan sesuatu yang berharga kemudian ia menangis meraung-
raung, itu berarti tidak indah.
2.3
Cara- cara menentukan Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renung,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Setiap orang pernah
merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyek
yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa
yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi,
serasi dari kata dasar rasi yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata
cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus itu berarti suatu sikap manusia
dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah
tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang
emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh
karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar
bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Kontemplasi merupakan suatu proses
bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keindahan pada dasarnya adalah
alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwakeindahan itu ciptan tuhan.
Keindahan menyangkut kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan
(unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetri), keseimbangan
(balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan, bahwa
keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk,
nada dan kata-kata. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan
dengan Manusia.
Manusia diberikan keindahan yang
sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan
untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada
dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh
semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti
renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.
3.2 Kritik dan
Saran
Sebagai penulis yang menyusun makalah ini, penulis
sangat memerlukan kritikan dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah yang
selanjutnya agar bisa lebih bermanfaat dan
lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
emil.staff.gunadarma.ac.id/.../bab5-manusia_dan_keindahan.pdf
Sulaeman, Munandar. 1998. “Ilmu
Budaya Dasar Suatu Pengantar”. Bandung: Refika Aditama
Tri Prasetya Joko. 2004. “Ilmu
Budaya Dasar”. Jakarta: PT Asli Mahasatya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar